Jati diri Ibu
"Tidak akan memuliakan perempuan-perempuan melainkan orang yang mulia, dan tidak menghina akan perempuan-perempuan melainkan orang yang hina." (Hadis riwayat Ibnu `Asakir)
Seorang ibu merupakan sosok yang luar biasa. Bayangkan saja, berbagai macam pengorbanan yang telah ia berikan kepada anak dan keluarganya. Pentingnya peran seorang Ibu dalam keluarga. tidak diragukan lagi karena memang seorang ibu mempunyai pengaruh yang besar dalam membangun sebuah keluarga yang mawaddah wa rahmah. Bahkan, dapat dikatakan bahwa kesuksesan dan kebahagiaan keluarga sangat ditentukan oleh peran seorang ibu.
Sebagai contoh Ibu mempunyai peran besar terhadap anak. Ia melahirkan, menyusui, mendidik, menanamkan nilai-nilai agama, budaya, moral, kemanusiaan, pengetahuan, ketrampilan dasar dan lain-lain sehingga ibu sering disebut sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya.
Itulah jati diri seorang ibu, berupa kasih sayang dan pengorbanan. Dengan kasih sayangnya, seorang ibu rela untuk merawat anaknya ketika masih dalam kandungan selama 9 bulan lamanya. Kapanpun, dimanapun, ia berusaha untuk menjaga yang ada dalam perutnya meski terasa berat agar janin tetap selamat. Kemudian ketika proses melahirkan anak, ibu berjuang keras bahkan nyawa sebagai taruhannya. Hal itu dilakukan tidak lain karena kasih sayangnya yang besar terhadap anak sehingga seorang ibu lah yang memiliki kedekatan dan hubungan batin yang erat dengan anaknya.
Adapun pengorbanannya dapat kita lihat pada kisah Siti Hajar, ibu Nabi Ismail. Ketika berada ditengah lembah yang gersang, ia mendengar tangisan ismail sehingga timbul kepekaan yag sangat tinggi untuk mencari air. Ia berlari-lari kecil dari bukit sofa ke bukit marwah yang terjal sebanyak tujuh kali tanpa mempedulikan bahaya yang akan menimpanya. Maka Allah memberikan balasan atas pengorbanannya berupa air zam-zam yang hingga saat ini menjadi sumber kehidupan masyakat Makkah dan umat di seluruh dunia. Oleh karena itu seorang ibu mendapatkan tempat yang mulia baik di sisi Allah maupun manusia.
Alloh SWT berfirman,
“Dan hendaklah takut kepada Alloh SWT orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Alloh SWT dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (an-Nisa:9).
Dari ayat di atas, sejatinya seorang ibu tidak akan membiarkan anaknya terlantar. Ia akan berjuang sebaik mungkin agar anaknya menjadi sholeh. Sehingga sangat keterlaluan jka seorang anak mendurhakainya. Terimakasih ibu. Selamat hari ibu yang ke 80.
Ayis Mukholik
04 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar